Mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan tujuan utama bangsa Indonesia. Salah satu upaya
untuk mencapai tujuan tersebut yaitu melalui pendidikan. Pendidikan yang
dimiliki oleh suatu bangsa akan berdampak pada peradaban bangsa tersebut. Hal
ini dikarenakan pendidikan merupakan faktor utama untuk memajukan sebuah
negara. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya tugas pemerintah.
“Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang
terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah
"dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak
nusantara tidak
berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”-
Anies Baswedan
Berangkat dari hal tersebut, IFL Sulsel yang merupakan
organisasi pemberdayaan pemuda untuk perubahan sosial menginisiasikan sebuah
program jangka panjang yakni IFL Mengajar yang dimulai pada akhir bulan Maret
2013 dan berlanjut hingga saat ini. Ada sekitar 30
anak-anak sekitar-an UNHAS yang mengikuti kegiatan
ini. Anak- anak tersebut ada yang belum bisa mencicipi indahnya pendidikan
suplemen, bahkan ada anak yang belum bisa merasakan
hangatnya bangku sekolah. IFL Mengajar hadir setiap Sabtu dan Minggu, Pukul 15.00- selesai
di Ex-Rusunawa UNHAS.
“Meskipun ilmu, tempat, dan fasilitas yang diberikan masih sangat terbatas, akan tetapi
indahnya tawa riang dan keingintahuan anak- anak yang amat tinggi selalu
menyemangati kami” Ujar Masita, salah satu pengajar
di IFL Mengajar. Sama halnya dengan
Masita, Project Officer IFL Mengajar yaitu Muhammad Awal Safar juga bersemangat
menjelaskan kegiatan ini “Kita sadar, bahwa kita tidak boleh hanya mengutuk negeri ini dan
menuntut agar anak bangsa dapat berpendidikan. Kita harus menyadari bahwa kita
adalah kaum muda intelek yang harus berbagi dan berkontribusi demi terciptanya
anak-anak Indonesia cerdas dan bermoral. Karena generasi selanjutnya harus
lebih cerdas. mereka harus lebih kritis, dan harus lebih bisa!” Ujarnya.
Pada IFL Mengajar, Pembelajaran yang diberikan
berdasarkan permintaan dari adik- adik IFL Mengajar (apa yang ingin diajarkan).
Pada hari Sabtu adalah kelas akademik yaitu
pelajaran sekolah tetapi dengan konsep yang fun seperti Matematika Fun,
English Fun, Bahasa Indonesia, PKn/Ilmu Sosial, dan IPA. Sedangkan hari minggu
adalah kelas keterampilan seperti kerajinan tangan, menggambar, kebersihan
diri, mewarnai, dan sopan santun.
Pada awal pembelajaran IFL Mengajar terkhusus untuk kelas
akademik, pengajarnya akan dibagi berdasarkan pelajaran yang ingin dipelajari
oleh murid- murid. Jadi, untuk kelas akademik murid terbagi berdasarkan mata
pelajaran. Namun, karena metode pembelajaran ini dianggap kurang efektif dan
efisien, sehingga pengajar dan official membuat
kurikulum pembelajaran setiap minggunya yang dibagi berdasarkan tingkatan
kelas.
Semoga apa yang kami lakukan dan apa yang mereka lakukan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat menginspirasi banyak orang di luar
sana untuk bergerak, berdaya, dan menciptakan perubahan demi Indonesia yang
lebih baik. (Sri Septiany Arista Yufeny, Sekertaris IFL Sulsel)