Bulukumba- Indonesia Future Leaders (IFL) Sulawesi Selatan bersama OSIS SMAN 1 dan SMAN 2 Bulukumba menggelar event bersama bertajuk “Abu-abu Heritage 2011″ (16/5/11).



Kegiatan berupa donasi seragam dan buku-buku pelajaran oleh Siswa yang dinyatakan Lulus, disambut antusias. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari (16-18 mei 2011). Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dominasi budaya coret-coret saat pengumuman kelulusan. Selain itu, ini juga berdampak positif bagi siswa untuk menumbuhkan sikap sosial dalam membantu sesama.

“Kita berharap kegiatan ini bermanfaat atau setidaknya mengurangi tradisi coret-coret. Dengan menyediakan kain bagi mereka, kami optimis budaya coret-coret di seragam akan berkurang,” celoteh Dahsyat Fiansyah, Ketua OSIS SMAN 1 Bulukumba.


Meskipun, coret-coret sudah mendarah daging, Juandha, Ketua IFL Sulsel mengaku Optimis kegiatan ini akan sukses. “Kita ingin setiap orang sadar , perubahan besar bisa dimulai dengan hanya mendonasikan seragam dan buku-buku,” ujarnya. Senada,Muh. Iqbal , siswa SMAN 1 Bulukumba yang juga panitia dalam event ini, menginginkan kegiatan ini bukan hanya seremonial, dan berharap kegiatan ini bisa diagendakan tiap tahun. Terbukti , di hari pertama pelaksanaan sudah berhasil mengumpulkan kurang lebih 50 pasang seragam , atribut sekolah, dan beberapa buku pelajaran. Diprediksikan, jumlah ini akan bertambah sampai akhir pelaksanaan. Event yang kali pertama dilaksanakan di Bulukumba ini, diharapkan bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk membuat even yang senada dengan Abu-abu Heritage. Semua hasil donasi, rencananya akan didistribusikan ke siswa SMA di Bulukumba yang membutuhkan. OSIS SMAN 1 dan SMAN 2 Bulukumba dipersahabatkan melalui even ini ,”Selama ini kita selalu merasa bersaing, dan kurang harmonis. Saya juga bersyukur, karena telah dipercaya untuk menggelar even ini,” tandas Riska Sarehong, panitia abu-abu heritage.


IFL yang berpusat di Jakarta dan di ketuai oleh M. Iman Usman, Mahasiswa Hubungan Internasional UI, merupakan wadah pemuda untuk menyalurkan ide-ide kreatif mereka untuk Indonesia. Saat ini, IFL sudah ada di Jakarta, Bandung, Jogya, dan Bulukumba( Sulsel). “Saya ingin gaung perubahan yang diprakarsai oleh anak muda bisa didengar dan jadi inspirasi bagi semua orang,” tutup Juandha.
Dokumentasi lainnya dapat dilihat di sini


Leave a Reply